Redup
Dengan setetes air mungkin dia akan mekar, lalu mencair karena sebuah api kemarahan. mungkin dia tak pernah mengerti bagaimana sulitnya menjajaki tanah kosong tanpa tumbuhan dan air. bagaimana sulitnya saat detik membawa parang untuk segera menebas leher kami yang makan dari gejala insomnia yang di paksakan.
Dia tak pernah salah. mungkin seseorang dari yang menulis ini terlalu berlebihan, atau mungkin juga sebaliknya. Dia hidup di antara belaian kasih sayang, dan seseorang di sini hidup di jalanan dengan ludah kotoran urbanisasi. kami terlalu berbeda. dia dan seseorang yang memaksakan dirinya sempurna. bukan tak mungkin, tapi ini terlalu sulit. terlalu melelahkan dan membunuh karakter seorang yang menyayat nadinya untuk di berikan pada bunga di halaman rumahnya. tak ada kesadaran darinya. tak cukup toleransi lagi. dan kini semuanya meluap. karena detik sedang menghepas pada kelelahan, pada kepasrahan dan entah apa lagi.
Tak ada secuil pengertian. yang ada kata "anjing!!" yang dia ucapkan.
Terimakasih. berlalu dalam redup sinar lampu jalanan. mungkin dia tak menangis, dia hanya jalan berjalan gontai kembali ke kotak kehampaan..sini kemari teman, kita berjalan bersama melupakan tuntutan. kita punya masa depan lainnya;)